Rabu, 20 Januari 2010

Infeksi Saluran Kencing (ISK) Pada Wanita

Tahukah anda infeksi saluran kencing lebih sering mengenai wanita daripada pria?Mengapa ? Sebelum membahas lebih lanjut , mari kita ketahui dahulu tentang apa sih infeksi saluran kencing itu.

Infeksi saluran kencing adalah infeksi pada saluran kencing karena mikroorganisme. Paling sering disebabkan oleh E.Coli sebuah kuman pathogen yang hidup didaerah usus besar.

ISK atau infeksi saluran kencing secara klinik timbul sebagai ISK bagian bawah dan ISK bagian atas. ISK bagian bawah adalah ISK yang paling sering terjadi yang disebut “ urethritis atau cystitis.

ISK bagian atas biasanya sering disebabkan oleh kuman pathogen yang sama dengan ISK bagian bawah, hal ini terjadi karena ISK bagian bawah tidak diobati secara tepat sehingga kuman tersebut naik dari kantong kemih ke ginjal, dan dapat menyebabkan infeksi yang serius dari ginjal.

Jadi ISK atau infeksi saluran kencing, dapat diobati dengan pemberian antibiotic yang sesuai, jika tidak diobati dengan baik dapat menjadi komplikasi yang serius yang nantinya akan memerlukan pengobatan lebih lama.

Gejala dari ISK ini seperti;
Rasa nyeri sewaktu buang air kecil
Kencing keluar sedikit-sedikit
Sering kencing atau sulit menahan kencing
Darah didalam air kencing.
Nyeri tekan perut bagian bawah
Air kencing tampak bewarna keruh dan / atau berbau
Panas, mual atau muntah.

Mengapa wanita lebih sering terkena ISK ini?

• Wanita lebih sering terkena ISK karena saluran urethra atau saluran kencing wanita lebih pendek dibanding pria. Ini menyebabkan bakteri lebih mudah masuk ke kandung kemih karena urethra (saluran kencing) lebih dekat ke sumber bakteri seperti daerah anus.
• Pada wanita dengan seksualitias yang aktif, terdapat factor predisposisi lainnnya untuk berkembang menjadi ISK. Seperti; Penggunakan kontrasepsi diafragma (kondom wanita); Metode seksual yang dilakukan.
• Pada wanita hamil, dapat lebih sering terkena ISK karena adanya perubahan hormonal dan perubahan dari posisi saluran kencing selama kehamilan.
• Insiden ISK meningkata pada wanita dengan bertambahnya usia

Sebenarnya ISK dapat dilakukan pencegahan , dan kita semua tahu bahwa pencegahan lebih baik dari pada mengobati.

Beberapa tips untuk Mencegah ISK atau Infeksi Saluran Kencing;
• Minum cukup air hal ini adalah untuk mengencerkan konsentrasi baktri didalam kandung kemih. Seperti kita tahu kebutuhan cairan tubuh kita sekitar 2 lt perhari.
• Jangan menahan kencing. Menahan kencing hanya akan membuat bakteri berkembang.
• Pakailah celana dalam dari bahan koton untuk menjaga area tersebut kering.
• Hindari memakai celana yang terlalu ketat yang akan membuat panas dan basah/berkeringat, membuat area tersebut mudah untuk ditumbuhi bakteri.
• Untuk wanita cara membersihkan kemaluan adalah mulai dari depan ke arah belakang, ini untuk mengurangi masuknya bakteri dari daerah anus ke area saluran kencing.
• Seksualitas—minumlah segelas air sebelum melakukan hubungan seks dan buang air kecil sebelum dan sesudah hubungan seksual.
• Jika masalah penyebabnya adalah diafragma kontrasepsi maka coba untuk mengantinya dengan metode kontrasepsi yang lain..
• Hindari mandi berendam. Mandi dengan shower atau siraman lebih baik daripada berendam.

Mudah-mudahan informasi ini dapat membantu anda dalam mencegah terjadinya ISK karena seperti dijelaskan bahwa ISK lebih sering terjadi pada wanita, dan ingatlah ISK yang tidak diobati dengan baik dapat berkembang menjadi komplikasi penyakit yang lebih serius yang memerlukan pengobatan lebih lama.

Ingat : MENCEGAH lebih baik daripada MENGOBATI!

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA INFEKSI SALURAN KEMIH NON-KOMPLIKASI


Pendahuluan

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah ditemukannya mikroorganisme dalam urine yang tidak diperhitungkan sebagai kontaminasi, dan potensial untuk menyebar ke jaringan saluran kemih dan jaringan lain yang berdekatan. ISK non-komplikasi adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih yang normal, sedangkan ISK komplikasi adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih yang abnormal ( misal : abnormalitas kongenital, batu saluran kemih, pemakaian kateter, hyperthropy prostat ).

Beberapa gejala ISK antara lain : rasa ingin berkemih yang sering tetapi urine yang keluar hanya sedikit (istilah jawa : anyang-anyangen) dan rasa nyeri atau rasa terbakar di daerah kandung kemih dan urethra selama berkemih. Adanya warna merah pada urine menunjukkan terdapat darah pada urine. Apabila infeksi sudah mengenai ginjal, gejala yang muncul antara lain : nyeri di daerah panggul, demam, mual dan muntah.

Penyebab utama ISK non-komplikasi adalah bakteri Escherichia coli (85%), Staphylococcus saphrophyticus (5-15%), Klebsiella pneumoniae, Proteus sp., Pseudomonas aeruginosa dan Enterococcus sp. (5-10%).



Sasaran Terapi

Sasaran terapi pada Infeksi Saluran Kemih adalah mikroorganisme penyebab infeksi.



Tujuan Terapi

Tujuan terapi ISK adalah mencegah atau mengobati akibat sistemik dari infeksi, membunuh mikroorganisme penyebab infeksi dan mencegah terjadinya infeksi ulangan.



Strategi Terapi

Terapi tanpa obat pada ISK adalah minum air dalam jumlah banyak agar urine yang keluar juga meningkat.

Pengobatan ISK adalah menggunakan antibiotik. Idealnya, antibiotik yang digunakan harus dapat ditoleransi dengan baik, mencapai konsentrasi tinggi dalam urine dan mempunyai spektrum aktivitas terhadap mikroorganisme penyebab infeksi. Pemilihan antibiotik untuk pengobatan didasarkan pada tingkat keparahan, tempat terjadinya infeksi dan jenis mikroorganisme yang menginfeksi.



Antibiotik yang digunakan pada Infeksi Saluran Kemih non-komplikasi

TRIMETHOPRIM-SULFAMETHOXAZOLE

Nama Generik : Co-trimoxazole

Nama Dagang : Bactrim® (Roche), Kaftrim® (Kimia Farma), Inatrim® (Indo Farma), Primadex® (Dexa Medica), Sanprima® (Sanbe), Triminex® (Konimex)

Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Infeksi Saluran Pencernaa, Infeksi Saluran Pernapasan, Infeksi kulit

Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap komponen obat, anemia megaloblastik

Bentuk Sediaan :
Tablet ( 80 mg Trimethoprim – 400 mg Sulfamethoxazole
Kaplet Forte (160 mg Trimethoprim – 800 mg Sulfamethoxazole )
Sirup suspensi ( Tiap 5 ml mengandung 40 mg Trimethoprim – 200 mg Sulfamethoxazole )

Dosis :
Anak diatas 2 bulan : 6-12 mg trimethoprim/ kg/ hari, terbagi dalam 2 dosis (tiap 12 jam)
Dewasa : 2 x sehari 2 tablet atau 2 x sehari 1 kaplet forte

Efek Samping : mual, muntah, hilang nafsu makan, kemerahan pada kulit

Resiko Khusus : defisiensi G6PD, defisiensi asam folat, wanita hamil dan menyusui, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal.



CIPROFLOXACIN

Nama Generik : Ciprofloxacin

Nama Dagang : Ciproxin® (Bayer), Interflox® (Interbat), Nilaflox® (Nicholas), Quidex® (Ferron), Renator® (Fahrenheit), Scanax® (Tempo Scan Pasific)

Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Sinusitis Akut, Infeksi Kulit, Infeksi Tulang dan Sendi, Demam Typhoid, Pneumonia Nosokomial

Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap Ciprofloxacin atau golongan quinolon lain

Bentuk Sediaan : Tablet, kaplet (250 mg, 500 mg, 750 mg); Tablet lepas lambat ( 500 mg, 1000 mg )

Dosis : Dewasa : 250 mg tiap 12 jam

Efek Samping : ruam kulit, diare, mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala, susah tidur, jantung berdebar-debar, halusinasi

Resiko Khusus : Pasien dengan gangguan ginjal, Wanita hamil dan menyusui.